Sabtu, 21 November 2015

"Love is a Dream", I said





Ikutlah denganku dan teman-temanku. Kita akan berkeliling Kota Surabaya ini dengan mobil ala Militer milik pamanku. Aku akan senang jika kau ikut juga...Billa

     Aku mendapatkan pesan dari seorang temanku yang bernama Billa. Sebenarnya Kak Billa adalah teman bermainku saat kecil tetapi tak lama kemudian, ia tidak tinggal di rumah itu oleh sebab itu aku sangat senang bisa akhirnya bertemu dengan teman lamaku ini.


"

     Tiba saatnya untuk bertemu teman lamaku. Banyak anak-anak muda, mereka teman Kak Billa. Aku merasa canggung karena tidak satupun yang kukenal. Aku duduk sambil menunggu Kak Billa. Aku melihat cowok se-usia denganku dan sepertinya aku pernah melihatnya entah di mana itu. Tak lama kemudian, Kak Billa datang menghampiriku sambil berlari kecil dan berteriak kecil, "Mi-chaaaaan....!". Aku menolehnya, karena sudah lama tidak bertemu aku sedikit tak mengenalinya tetapi karena dia memanggilku 'Mi-chan' aku jadi tahu siapa dia. Aku sangat senang, dan bercerita sedikit tentang masa kecil bersama. 
     "Kak Bil, ayo mau berangkat!", suara anak cowok yang mendekat dari belakang. Kak Billa pun menoleh dan, "Oh, ya, ayo, Mi!". Aku menganggukan kepala dan melihat sekilas ke arah cowok itu dan lagi-lagi dia. "Loh, Putri! Kok ada di sini? diajak sama Kak Bil yah?", kata cowok tadi. Kenapa dia mengenaliku? Aku tidak mengenalinya, KYAA menakutkan! dan aku segera menjawabnya, "Ah, iya.". Anak cowok tadi menyilangkan dada, menaikkan satu alisnya, tersenyum kecil dan berkata, "Hm... sepertinya kamu lupa, hehe, aku Iza, Put!", aku terkaget, "Ah, benarkah? Hm... Pantas saja aku merasa seperti pernah melihatmu entah di mana itu.", jawabku. "Ahaha, semoga senang ya, ikut acara kita.", dia berlari mendekati mobil yang akan dinaikinya dan menjauhiku dengan senyum manisnya. Sebenarnya dia adalah anak yang pernah kusukai saat kecil.
     Aku di tempatkan satu mobil dengannya sedangkan Kak Billa di mobil lain. Karena mobil ini tebuka, sayang jika aku tidak mencoba berdiri dan merasakan hembusan angin di belakang. Aku pun meminta tempat di belakang bersama Iza. Mobil pun mulai bergerak. Rambutku pun mulai berterbangan terhembus angin. Karena asyiknya, aku hampir melupakan seseorang di sampingku. Dia pun terlihat senang menikmati hari ini dengan senangnya. Aku pun ikut senang. Tanpa sadar tanganku bergandengan dengan tangannya. 
     Sesampai tiba di suatu tempat, kami menikmati suasana yang indah di sebuah bukit dan merasakan hembusan angin bersama dengan tanpa sadar tangan yang tetap bergandengan. Aku tak pernah merasa nyaman seperti ini. Sampai hingga aku pergi ke kamar kecil. Aku tetap merasa lupa ada seseorang di sampingku, tetapi aku mengajaknya bicara. Aku merasa aneh, sampai akhirnya aku menyadarinya dan aku bertanya, "Loh, kenapa ada di sini? Apa dari tadi aku berbicara denganmu?", dengan nada yang sedikit resah tanpa mengetahui jikalau tadi bergandengan. "Loh, kamu menarikku dan menggenggam tanganku sangat erat, sampai aku tidak tega untuk melepasnya.", jawabnya. "Loh, loh? berarti tadi? dari tadi aku...? Ah maafkan aku, aku merusak kesenanganmu... maafkan, maafkan!", sesalku padanya. "Ahaha, gapapa kok. Aku suka temanku menyukainya.", jawabnya.

"

     Keesokannya, aku sampai di kelas, entah kenapa Iza duduk di samping kursiku dan entah kapan dia menjadi murid di sekolahku, tetapi aku merasa kami lebih dekat. Di saat jam kosong, kami bercanda bersama dengan tangan yang bergandengan dengan erat. Aku mengingat apa yang terjadi kemarin... Setelah keluar dari kamar kecil aku disambut dengan secarik kertas lusuh yang sepertinya telah di simpan dengan waktu yang cukup lama. "Aku menyukaimu!", kata Iza dengan menodongkan kertas tersebut kepadaku. Aku merasa heran bercampur tak percaya. Anak yang kusukai dulu ternyata menerimaku. Kubuka dan kubaca isi kertas itu.
Juni 2007. Aku mendapatkan ciuman di pipi dari temanku. Aku tidak mengerti mengapa, tapi aku masih terbayang dan merasakan ada hangat-hangat di pipiku meskipun sudah beberapa hari yang lalu.
Juni 2007. Aku mulai merasakan hal aneh ketika bertemu dengannya. Rasanya tidak mengenakkan di dadaku ketika bertemu dengannya. Tapi aku buat biasa saja.
Juni 2007. Aku merasa tidak nyaman dengan ini. Aku bertanya dengan kakakku. Katanya itu penyakit jatuh cinta. Apa itu? apa aku akan mati?
Juli 2007. Aku bertanya dengan kakakku lagi. Aku bisa sembuh kalau aku bilang sama dia. Dia itu siapa? Aku tidak suka ini. Setiap kali bermain dengan Putri selalu saja begini. Untung saja aku bisa menyembunyikan sakit ini.
Juli 2007. Kakakku tiba-tiba masuk ke kamar dan bertanya, "Apa sudah hilang rasa sakit itu?" Aku menjawab kadang-kadang hilang kadang-kadang ada lagi. Kakak bertanya lagi, "Kapan kalau ada lagi?" aku jawab lagi kalau ada waktu main kalau ada Putri. Apa lagi kalau waktu diajak bicara dan melihatnya. Sakit itu makin menjadi-jadi. Entah kenapa kakak senyum sangat lebar dan kemudian dia meninggalkan kamarku. Malamnya, kakakku bilang, "Kamu itu suka sama Putri...", aku bingung, apasih suka? Aku sukanya, es grim, jajan, main sama temen-temen, apalagi main sepakbola. kakak bilang lagi, "Kamu cari tau sendiri, nanti besar kamu akan tau. Simpan terus ya!" dan kakak keluar dari kamarku. 
      "A-apa ini? diary milikmu waktu kecil? dan kenapa ada namaku di sana? dan kenapa kamu menulis itu? aku malu... Entah kenapa waktu itu aku..., itu... tidak sengaja, itu tiba-tiba saja.", tanyaku dan menjelaskan dengan wajah yang merah karena malu. "Haha, waktu itu lagi polos-polosnya jadi apapun yang terjadi aku tulis semua. Dan gapapa kok. Tanpa anu, itu tu, aku nggak bisa kayak gini", jelasnya. ... Terlihat lucu jika diingat-ingat, anak yang kusukai saat kecil sekarang menjadi seseorang-ku. Kusandarkan kepala di pundaknya, kueratkan genggaman tanganku sampai aku terbangun dari tidurku. Kubuka mata dan... Mengapa aku berada di kamar ini? Dan apa yang sedang terjadi? Apa ini hanya mimpi? Yang benar saja, ini hanya mimpi. Aku jadi merasa, lebih baik hidup di dalam mimpi.

the end