Selasa, 16 Februari 2016

[Cerpen] Love in Class: The Fifth Week

Aku memandangmu
Tak seperti kau memandangku
Tak seperti lainnya memandangmu
Hanya Tuhanlah yang tahu
Bahwa tulusku menerimamu


MINGGU KELIMA
Hari terus berjalan dan minggu pun bertambah. Tanpa terasa aku semakin dekat dengannya. Walaupun hanya untuk mengerjakan tugas, bergurau dan bercerita tentang hobi kami yang sama.

Sekarang, aku duduk berada di tepat belakang Dika, tentu saja sebangku dengan Fia setelah bernegosiasi dan mengusir Thomas dan Bayu. Tentu saja si berisik Niya pun ikut, ia duduk di seberang sampingku dengan Vika.

Pelajaran di mulai. Guru membagi kelompok, menyebutkan namaku dengan Vika, Bayu, Niko, dan Dika. Kelompok telah dibagi dan memberikan tugas rumahnya. Pelajaran pun berakhir.

"Ayo, kapan ngerjakan?", tanyaku pada Vika dan lainnya.

"Tanya anak-anak aja, aku sih bisa kapan aja, ya kan, Dik?", jawab Vika dengan manja pada Dika.

"Yaudah besok, harus dateng di rumah Dika!", jelasku dengan nada sedikit kesal dan meninggalkan kelas.

***

Esoknya, karena kami sudah sepakat mengerjakan tugas, seusai sekolah ini kami bergegas menuju rumah Dika. Bayu dan Niko mengatakan akan datang terlambat. Vika pun sama. Akhirnya aku dan Dika jalan bersama. Oh... Dunia serasa milik berdua! 

Kami terdiam selama di jalan. Tanpa sadar kami sampai di rumah Dika

"Maaf ya, hehe aku mau ambil minum buat anak-anak dulu.", kata Dika.

"haha... ya, bawa jajannya juga ya, hehe", jawabku.

Dika hanya tertawa kemudian meninggalkanku.

20 menit kemudian.

"Duh, mana sih mereka ini? katanya sebentar, tapi udah mau sore gini. Aku pulang aja kali ya Dik? Aku pulang deh.", gerutuku.

"E, eh, em, ah, em, y-ya deh. Kayaknya gabakal dateng." jawab Dika.

Setelah berpamitan dengannya, aku keluar dengan buku yang kupeluk. Tak lama setelah itu,

"Misa-chan! Anu ini ada yang ketinggalan!", dengan segera aku kembali dan mengambilnya dengan kesal.

Saat mencoba mengambilnya, buku yang kupeluk jatuh menambah kesalku. Dengan kesal aku mengambil buku itu, tanpa sadar Dika juga membantuku dengan tangan yang bertumpuk di tanganku. Sekilas kami berpandangan. Langsung kuambil buku dan pulang. Aku pergi dengan tersenyum dan memegang dengan erat tanganku. Apakah perasaan ini akan terhubung?


***