Selasa, 09 Februari 2016

[Cerpen] Love in Class: The Fourth Week

Angin berhembus menuju cakrawala indah
Dengan dedaunan indah beterbangan
Burung menari bersama
Langit senja memancarkan cahaya jingga
Suara air berjatuhan
Menambah bahagia memuncak
Tak perlu setiap jam
Tak perlu setiap saat
Kau ada
Aku bahagia



MINGGU KEEMPAT
Hari yang melelahkan kembali datang. Tak terasa sudah sebulan. Aku sudah cukup dekat dengan teman sekelas, kecuali Dika. Mau bagaimana lagi. Dika adalah cowok pemalu di kelas kecuali dengan teman yang sudah dekat dengannya. Sepertinya aku salah. Apa dia menyukai Lala? Bukankah dia juga dekat dengan Vika? Apasih yang ada dipikirannya?

Pelajaranpun berakhir. Dika pun keluar kelas. Lala pun telah menungguku di depan kelas. Dengan segera aku keluar menemui Lala. Sesaat aku melihat Dika, ia dengan segera memalingkan wajahnya karena kepergok ia melihat kearah Lala. Entah mengapa aku merasa kecewa berat.

"Dah! Nanti mau ikut aku ke toko buku nggak, La?", tanyaku setelah sampai di gerbang rumah.

"Ya, nanti sms aku ya? Dah!", jawab Lala dengan senyum yang manis seperti biasa.

***

Kukayuh sepeda putihku menuju rumah Lala. Terlihat wanita dengan tas selempang merah muda, headphones di telinganya dan sepeda di sampingnya, ia adalah Lala.

"Kayak biasa ya, cantik terus Lala, tapi masih jomblo aja, hahaha", sindirku pada Lala. Lala memang cantik, dengan rambut hitam sepunggung diikat seperti ekor kuda, kulit putih tetapi tidak pucat, dan matanya yang coklat sudah seperti dambaan para cewek-cewek pada umumnya.

"Apaan? Udah yuk berangkat!".

Kami pun berangkat, bersepeda bersama, di bawah langit yang cerah. Sesampainya di toko buku, aku dan Lala berpisah mencari buku. Aku menuju stan komik. Aku berjalan maju dengan melihat ke arah buku. Tanpa kusadari, aku menabrak seseorang dengan sweater biru. Dika!!

"Eh maaf-maaf, aku gak lihat-lihat, maaf yah? Loh Dika, kan? Suka komik?", tanyaku sambil basa basi.

"Eh? Misa-chan?", tanpa sengaja Dika memanggilku namaku dengan 'chan'.

Chan adalah panggilan untuk anak perempuan yang lebih muda atau teman dekat. Biasanya digunakan oleh orang Jepang untuk anak-anak perempuan.

"Eh, eh, maaf nggak sengaja. Maaf! Em, sendiri?", jawabnya dengan cepat.  

Dia basa basi, apa ini pertanda... 
 
"Ah, haha, nggapapa kok, dipanggil gitu juga aku malah seneng. Enggak sih, aku sama Lala. Kamu sendiri?", tanyaku balik dengan hati yang berdebar.

"Lala? Yaudah ya duluan, dah!", dengan cepat ia mengambil komik dan menghilang.

Aku merasa senang, walaupun cuma sesaat. Aku pun sama, memilih komik dan pergi ke kasir, menunggu Lala, dan pulang. Karena pertemuanku dan pembicaraan pertamaku di toko buku kemarin, aku jadi semakin dekat dengan Dika.


***