Selasa, 02 Februari 2016

[Cerpen] Love in Class: Third Week

Tak perlu kau tahu
Bahwa ku menyukaimu
Tak perlu seseorang tahu
Bahwa ku menyukaimu
Hanya aku
Satu-satunya aku
Hanya bisa mengatakan ini di belakangmu
DAISUKI~


MINGGU KETIGA
Hari pun terus berjalan. Tak terasa sudah tiga minggu setelah masuk sekolah. Tapi, sekarang hari minggu. Aku bisa tidur sepuasnya.

DRRRTT... DRRTTT... Sial! Pengganggu tidurku! Pengganggu mimpi indahku!

"Ya? Halo?", terdengar suara yang terputus-putus di balik telepon, "...sa... ...mu... ...da...! (trek)", telepon terputus.

"Halo! Halo! Ah dasar pengganggu, pagi-pagi telepon tapi putus-putus. Siapa sih?", Misa kesal sendiri. Karena tidak tahu dan tidak mau tahu, ia pun tidur kembali.

--

"Ya, baiklah kita akhiri pelajaran hari ini ya. sampai jumpa lagi besok!"

Akhirnya pelajaran pun usai. Aku melihat dua orang mengintip ke arah kelasku, ya, sepertinya orang yang aku kenal, Dika? sama temennya?, batinku. Aku segera membereskan buku dan pulang. Aku sudah tak melihat mereka berdua. Apasih yang mereka lakukan?

Hari mulai tampak sore. Aku harus bergegas pulang. Tetapi di tengah jalan...

"Hai Mis! Ikut yuk?", mereka berdua? ngapain lagi?

"Udah mau malem nih, harus pulang, kapan-kapan aja ya?", aku menolak untuk ikut tetapi mereka berdua tetap memaksa dan menarikku.

Tiba di sebuah taman. Aku bertanya-tanya apa yang mereka lakukan.

"Hei, ada ap...", tiba-tiba suara yang mengejutkan memotong tanyaku.

"TADAHH! Surprise! Selamat ulang tahun yah! Hahaha...", suara yang mengejutkan terdengar dari belakangku. Aku terkejut bercampur bahagia. Semua temanku ikut merayakan dan sangat bergembira. Dan aku pun ikut tertawa bersa...ma?! Apa ini? Hanya mimpi?! Padahal aku sangat bahagia karenanya, dan ulang tahunku pun masih lama. Jadi benar ini hanya mimpi? 

"Woi! Udah siang kali, bangun! bangun! bangun! Putri tidur?! Bangun!"

Tiba-tiba Lala datang masuk ke rumahku seenaknya dan mengganggu tidurku yang nyenyak. Terus dan terus membangunkanku. Karena sudah tak tahan dengan ocehannya, terpaksa aku bangun dari kasurku, dan menuju ke kamar mandi.

"Ada apa sih? Pagi gini ke rumahku? Nggak bilang-bilang lagi.", aku bertanya dengan wajah yang masih kusut setelah mandi.

"Pagi dari Hongkong? Begini kok pagi sih? udah jam 11 nih, hei Mis? Masih tidur ya, bangun! Bangun! Lagian aku udah telepon tadi.", sambil menaruh teh hangat yang dibuatnya.

Entah kapan aku menyuruh membuatkan teh sepertinya ia sudah menganggap seperti rumahnya sendiri. Haha...

"Oh itu kamu, suaranya keputus-putus jadi gatau apa yang diomongin, terus kamu keburu nutup telponnya, yaudah kirain gapenting, tidur lagi deh. Emangnya ada apa sih? Sampe segitunya bangunin aku? ", aku segera duduk di depannya dengan mengusap rambut basah dengan handuk yang kukalungkan pada leherku.

"Masa sih keputus-putus? tadi tuh bilang 'Aku mau kesana, Dah!' gitu. Hehe... maap maap, gini cuma mau tanya, tau Dika? Temen sekelasmu? Yang mana sih dia?", tanya Lala padaku.

Dika, Dika, kok kayak pernah tau nama itu? Siapa, siapa? Eh?! "Emang ada apa sama dia? Kamu kenal?", tanyaku dengan tanda tanya. Jawabnya,

"Sebenernya gini, kemaren aku di bbm sama dia, terus dia bilang bakal ajak jalan nanti malam, tapi aku nggak tau mana anaknya, jadi aku belum pasti datang", jawaban yang memecah belahkan hatiku.

"Eh?!!!"


***