Selasa, 26 Januari 2016

[Cerpen] Love in Class: Second Week


Ku terdiam saat melihatmu
Tak perlu dekat denganmu
Tak perlu bersama denganmu
Tak perlu aku di sampingmu
Hanya kau melewatiku saja
Aku bahagia
Kita menyukai hal yang sama
Aku pun suka
Seseorang bertanya padaku,
Mengapa kau menyukainya?
Tak perlu alasan untuk menyukaimu, kan?





MINGGU KEDUA
Awal sekolah telah berjalan selama seminggu. Aku pun mulai terbiasa dengan kelas ini. Aku pun menemukan  beberapa anak yang sama memiliki hobi yang sama denganku, termasuk Dika itu. Seperti biasa, aku berjalan sendiri di jalan menuju sekolahku.

"Hei, Mis!", sapa seseorang dengan headphones di lehernya menyenggol lenganku.

"Sendiri aja, jomblo ya? Hahaha...", lanjut Lala. 

Lala adalah temanku saat kecil. Ia pindah bersama orang tuanya ke Jakarta saat SD dan kembali lagi saat SMA ini. Sekarang ia tinggal bersama kakaknya di Surabaya, dekat dengan rumahku. 

"Tetep aja nih Lala kecil. Kamu paling yang jomblo? Eh, kamu kelas 2-3?", tanyaku. 

"Hm... Kenapa? Ada cowok yang kamu incer ya? Hayo ketauan deh, hahaha", goda Lala. 

Selama perjalanan menuju sekolah, mereka saling bercanda dan menceritakan masa kecil yang tak terlupakan bagi mereka, hingga sampai di depan kelas Lala. 

"Dah, nanti pulang barengan lagi, ya?"

Lala hanya menganggukan kepala, segera kutinggalkan kelasnya.

***

"Enggak! Lo salah caranya, begini... nahh... begini... selesai!", suara cempreng dari siapa lagi bukan Niya dan Fia membangunkanku dari mimpi indah di kelas ini. Ya! Aku tertidur dalam kelas. 

Mereka selalu begini setiap saat. Tetapi, karena ini mereka jadi semakin dekat. Tapi tetap saja, mereka selalu berisik. 

Vika pun beranjak dari tempat duduknya sepertinya ia risih dengan keberisikan mereka, eh, salah, ia mendekati... Dika! Ada apa dengan Vika dan Dika? Wah, nama yang cocok, ya? Entah mengapa aku merasa tidak suka apabila Vika mendekatinya. 

"Kamu ngapain bbm aku kemarin? Kangen ya?", dengan nada menggoda Dika. Karena Dika anak yang pemalu apabila di dekati cewek, dia sangat gugup saat di dekati.

"A.. A.. Enggak, cuma tes.", katanya, tentu saja itu hanya alasannya. 

"Loh, ah, PR matematikamu sudah? Sini-sini aku kerjain", goda Vika lagi. 

Tentu saja karena kegugupannya, tak ada respon dari Dika karena gugup. 

"Ah, ya udah, awas kamu ya, aku nggak bales bbm kamu nanti!", karena tak ada respon Vika sedikit kesal. Vika kembali ke tempat duduknya dengan tersenyum-senyum dan melirik Dika. 

***

Pelajaran pun telah usai. Dengan segera aku keluar kelas dan menuju kelas 2-3. Lala melambaikan tangan padaku. Kami pun pulang bersama. Kami bergurau, bercerita, menyanyi bersama. Terdengar bel sepeda mendekat. 

DHEG... Perasaan yang datang ini lagi. Aku terdiam membeku menunggu seseorang dengan sepedanya melewatiku. Lala yang sedang asik bercerita, mendahului tidak menyadariku yang terdiam ini. Begitu ia tersadar dan menoleh ke belakang, "Eh? Kenapa?", tanyanya. Aku mengedipkan mata tersadar kemudian menggelengkan kepala dan melanjutkan perjalanan.


***